HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN WELLBEING PADA REMAJA AKHIR DI SURABAYA

Ketika memasuki usia remaja, individu memerlukan kondisi wellbeing yang baik agar dapat mengembangkan potensi dimilikinya, serta berkarya secara produktif dan efektif. Wellbeing memiliki 2 pendekatan, yaitu pendekatan hedonic atau subjective eudaemonic psychological wellbeing. Dalam mencapai hal tersebut, maka dibutuhkannya konsep diri untuk membantu memahami dirinya melalui fisik, sosial, aspek-aspek personal seperti kepribadian, sikap, perilaku. Dengan identitas utuh, fungsi psikologis sosial baik, mengurangi masalah pada perilakunya. kata lain, pencapaian positif mengarah baik. Penelitian ini melibatkan 72 orang remaja berusia 18-21 tahun di Surabaya. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik accidental sampling. Peneliti skala Pemberton Happiness Index mengukur Personal Self-concept Questionnaire diri. Data penelitian dianalisis korelasi non-parametrik Kendall’s tau-b. Hasil menunjukkan signifikan antara variabel wellbeing, r = 0,456 p 0,000 (p < 0,05). Hal bahwa semakin pula wellbeing­ remaja. Demikian sebaliknya, kurang diikuti oleh menurunnya